Selasa, 17 Mei 2011

unsur - unsur komunikasi

A. SUMBER
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan sejenisnya.

B. KOMUNIKATOR
Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu, dan tempat.
2. Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi timbal balik, yang lebih menguasai masalah akan cenderung memenangkan tujuan komunikasi.
3. Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan, komunikator mutlak menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu atau khusus. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience. Tanpa penguasaan bahasa secara baik dapat menimbulkan kesalahan penafsiran ataupun menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator. Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar, dan kitapun harus dapat menyesuaikan bahasa yang kita pakai sesuai dengan tempat, dan juga lingkungan audience itu sendiri.
Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, dan perilakunya. Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi itu tidak sesuai dengan diri komunikator, betapapun tingginya teknik komunikasi yang dilakukan hasilnya tak akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, berkomunikasilah sesuai karakter diri masing-masing, namun harus tetap manggunakan etos-etos yang berlaku.
1. Etos Komunikator
Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos (nilai diri seorang yang merupakan paduan dari kognisi/proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran, afeksi/perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar, dan konasi/aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan) komunikator.
Ciri efektif-tidaknya komunikasi ditunjukkan oleh kognitif, dampak afektif, dan dampak behavioral yang timbul pada komunikan.
Jelas kiranya bahwa suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan akan komunikatif apabila proses psikologis yang sama antara insan-insan yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan lain perkataan, informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan itu sama. Situasi komunikatif seperti itu akan terjadi bila terjadi etos pada diri komunikator.
Faktor-faktor pendukung munculnya etos pada seseorang:
a. Kesiapan. Semakin besar persiapannya maka akan semakin baik. Seorang komunikator tampil didepan khalayak pastinya harus dengan persiapan yang matang, agar bisa tampil dengan komunikasi yang meyakinkan, supaya komunikan mengerti dan dapat terlihat sempurna didepan khalayak.
b. Kesungguhan. Jika seorang komunikator dapat menunjukkan kesungguhannya saat berbicara, maka audience akan percaya pada komunikator.
c. Ketulusan. Seorang komunikator harus membawakan kesan kepada khalayak, bahwa ia tulus dalam niat dan perbuatannya. Ia harus berhati-hati untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah kepada kecurigaan terhadap ketidaktulusan komunikator. Cara yang terbaik bagi seorang komunikator ialah menumbuhkan faktor pendukung etos tersebut dengan kemampuan memproyeksikan kualitas ini kepada khalayak.
d. Kepercayaan. Seorang komunikator harus senantiasa memancarkan kepastian. Ini harus selalu muncul dengan penguasaan diri dan situasi secara sempurna. Ia harus selalu siap menghadapi segala situasi.
e. Ketenangan. Ketenangan akan membuat audience percaya dan menimbulkan kesan bahwa komunikator sudah berpengalaman berbicara didepan khalayak. Dengan ketenangan, maka komunikator dapat melakukan pengorganisasian pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya secara terpadu sehingga terlontar jawaban yang argumentatif, dan masuk akal.
f. Keramahan. Keramahan dapat membuat komunikan, terutama yang memberikan kritik pedas akan merasa simpatik, apabila kita menghadapi kritikannya dengan sikap hormat, maka pengkritik biasanya akan luluh. Keramahan dapat ditunjukkan dengan ekspresi wajah, gaya, cara paduan pikiran, dan perasaannya.
g. Kesederhanaan. Hal ini tak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik, tetapi dalam hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaan dan dalam gaya mengkomunikasikannya. Kesederhanaan seringkali menunjukkan keaslian dan kemurnian sikap. Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui plagiator gaya. Plagiat ini malah akan mengurangi nilai plus dari komunikan.

2. Sikap/attitude (suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seorang komunikator untuk melakukan suatu kegiatan menuju ataupun malah menjauhi nilai-nilai sosial) komunikator.
Terdapat 5 jenis sikap dalam hubungan dengan kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya, yaitu:
a. Menerima (receptive). Kesediaan menerima ide maupun kritikan membangun dari orang lain yang berkepentingan. Pentingnya mempunyai sikap ini agar komunikator bisa mempunyai mental yang kuat dan tidak mudah emosi saat menerima opini orang lain sekalipun pedas, justru malah menganggapnya sebagai kritikan yang bermanfaat.
b. Selektif (selective). Namun walaupun seperti pada penjelasan yang ‘a. menerima/receptive’, kitapun harus selektif menerima gagasan, kritik, maupun informasi yang kita terima, apakah hal tersebut baik, atau tidak untuk difikirkan kembali.
c. Disjektif (digestive). Maksudnya adalah kemampuan komunitor untuk mengolah informasi tadi yang ia terima untuk dijadikan bahan untuk dikomunikasikan, seraya dapat melakkan prediksi akibat dari pengaruh informasi tadi.
d. Asimilatif (assimilative). Maksudnya adalah kemampuan komunikator untuk mengorelasikan informasi yang ia terima yang digabungkan dengan ilmu (pengetahuan dan pengalaman) yang ia miliki menjadi suatu formulasi yang sistematis, dan dapat dikembangkan sehingga menjadi konsep/bahan yang matang untuk dikomunikasikan.
e. Tranmisif (transmissive). Kemampuan komunikator untuk memilih kata-kata yang baik dan fungsional, menyusun kalimat secara logis (agar dapat dimengerti komunikan), mampu memilih waktu dan tempat yang tepat, sehingga dapat menimbulkan kesinambungan dalam berkomunikasi dan penyampaian informasi kepada komunikan.


C. PESAN (keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator, yang mempunyai inti pesan yang menjadi pengaruh didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkahlaku komunikan, yang secara keseluruhan membahas berbagai segi, walaupun inti dari pesan tersebut selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu).
1. Penyampaian pesan. Melalui berbagai media sampai langsung/face to face.
a. Bentuk pesan:

§ Informatif. Bersifat memberikan fakta, kemudian komunikan memberikan keputusan. Dalam situasi tertentu informatif lebih diterima dari persuasif.
§ Persuasif. Berisikan bujukan yang dapat membuat kesadaran dan pengertian yang dapat merubah sikap komunikan kearah yang lebih baik, yang diterima atas kehendak sendiri.
§ Koersif. Penyampaian pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sangsi-sangsi apabila tidak dilaksanakan.

Pesan yang disampaikan harus tepat dan memenuhi syarat-syarat sbb.:
1. Umum. Mudah dipahami dan bersifat umum agar dapat dimengerti oleh semua audience.
2. Jelas dan gamblang. Pesan haruslah jelas dan gamblang, jika ingin mengambil perumpamaan yang mudah dimengerti, agar tidak menyimpang dari yang dimaksudkan, maka pesan tersebut benar-benar jelas.
3. Bahasa yang jelas. Komunikator harus dapat menyesuaikan bahasa dengan waktu dan tempat agar tidak salah tanggap.
4. Positif. Setiap pesan haruslah diutarakan dalam bentuk positif agar lebih simpatik dan menarik, karena tak ada orang yang ingin mendengar atau melihat hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
5. Seimbang. Maksudnya adalah hendaklah seimbang dalam berkomunikasi dalam hal positif dan negatifnya. Misalnya ada sebuah ibu bella sedang berpresentasi, tidak mungkin ia hanya menyebutkan kekurangan ataupu kelebihan dari proposalnya, ia harus menyebutkan keduanya secara seimbang.
6. Penyesuaian dengan keinginan komunikasi. komunikator harus dapat menyesuaikan waktu, tempat, dan keadaan, pada saat berkomunikasi, karena setiap komunikan mempunyai keinginan dan kepentingan tertentu.
Saat berkomunikasi terkadang kita menemukan hambatan, seperti misalnya tn. Rio membicarakan tentang masalah A, tapi ibu Mimin menangkapnya tentang B. Penyebab hambatan tersebut ialah:
1. Hambatan bahasa (language factor). Seperti yang telah dibahas berkali-kali dalam materi ini, jika ingin berkomunikasi haruslah menyesuaikan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah bahasa. Bayangkan saja, seperti apa jika seorang ‘sunda tulen’ berbicara dengan seorang ‘padang tulen’, pasti akan terjadi ketidak pahaman antara kedua orang tersebut. Maka diperlukan bahasa yang dapat dimengerti dan umum agar dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Hambatan teknis (noise factor). Pesan akan hanya separuhnya diterima karena hambatan seperti speaker/ microphone rusak, suasana yang gaduh, bunyi halilintar, dll.. Gangguan jenis ini biasanya terdapat dalam rapat umum, diruangan kelas, dll..

D. CHANEL/SALURAN (saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media komunikasi yang dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu media massa (media yang digunakan untuk komunikasi masa karena sifatnya massal, seperti TV, surat kabar, dsb..) dan media umum (media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, seperti radio, dsb..).

E. KOMUNIKASI, digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Komunikasi personal adalah komunikasi yang ditujukan kepada sasaran tunggal yang bisa berbentuk sharing dsb. Komunikasi ini sangat efektif karena langsung mendapat timbal-balik dan terkonsentrasi.
2. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang ditujukan kepada suatu kelompok tertentu/sekumpulan orang yang mempunyai hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata pula. Bentuk komunikasi kelompok seperti breefing, ceramah, dll. Komunikasi ini lebih efektif dalam pembentukan personal daripada komunikasi massa namun kurang efisien, sebaliknya kurang efektif dibanding dengan komunikasi personal tapi lebih efisien.
3. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan kepada kumpulam orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi ini sangat efisien karena menjangkau daerah yang luas, namun kurang efektif karena butuh waktu untuk menerima komunikasi tersebut, namun melalui opinion leader (penerjemah komunikasi kepada komunikan) komunikasi tersebut baru dapat diterima.

Berikut ini adalah atribut-atribut dan efektifitas komunikasi yang besar artinya bagi peningkatan pengertian kita mengenain komunikasi dan prosesnya:
1. Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari,
2. Komunikasi merupakan konsep transaksional,
3. Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh, dan
4. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri diluar konteks.

F. EFEK (hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkahlaku orang, sesuai (maka komunikasi berhasil) atau tidak (komunikasi gagal) dengan yang kita inginkan, yang dapat dilihat dari hal-hal sbb..:
1. Personal opinion/opini pribadi,
2. Public opinion/pendapat umum, atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan secara sadar dan rasional, dan
3. Majority opinion. Pendapat sebagian publik/masyarakat yang biasanya diwakili oleh opinion leader (orang yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini tertentu kepada masyarakat). Opini leader merupakan tempat bertanya.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERHATIKAN DALAM PROSES KOMUNIKASI
1. Empat tahap proses komunikasi (menurut Cutlip dan Center), yaitu diantaranya sbb..:
a. Pengumpulan Fakta/Data/Informasi yang berkaitan dengan keperluannya,
b. Perencanaan terhadap apa yang disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya,
c. Komunikasi,
d. Evaluasi terhadap hasil komunikasi tersebut, dan kemudian ini dijadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya untuk melakukan komunikasi berikutnya.
2. Prosedur mencapai effect yang dikehendaki. Wilbur Schraam mengatakan: untuk mendapat effect yang baik dari komunikasi maka prosedur yang ditempuh adalah apa yang disebut sebagai “A-A Prosedure”, yaitu proses dari Attention ke Action. Lebih jelasnya adalah sbb..:

s Attention (perhatian). Bangkitkan perhatian di depan umum dengan berbagai cara (positif),
s Interest (kepentingan/ketertarikan). Timbulkan kepentingan apa yang disampaikan cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh umum agar komunikan tertarik,
s Desire (keinginan). Kembangkan keinginan-keinginan untuk menerima komunikasi sebab apa yang kita sampaikan
s Decision (keputusan). Kembangkan terus sehingga timbul keputusan untuk melakukan serta menerima pesan yang kita sampaikan dan inginkan,
s Action (tindakan). Proses diatas diharapkan menimbulkan tindakan yang sesuai dengan harapan.

Sumber : Buku Paket Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar