Rabu, 15 Juni 2011

DALAM HARAPANKU (PUISI)

dalam tawa ku menyimpan duka

dalam senyum ku menangis

dalam diam ku menahan

sebuah asa yang kurasa

namun sulit untuk tercipta



lelah hati bersandiwara

menutupi semua realita

rasa cinta yang ada

membuat ku sesak dalam dada

ingin rasa ku ucap kata cinta

agar terlepas semua beban jiwa



matahari terdiam memberi kehangatan

rembulan terbisu memberi keteduhan

bintang berteguh memberi keceriaan

awan terbungkam memberi kesejukan



tiad kata yg bermakna

tiada makna yg terkandung

diam membisu menyimpan seribu asa

terkubur tiada tersisa tiada guna

KARAM (PUISI)

dptkah putik kn mjdi bunga.
kiranya cuaca sering gerhana.
dptkh kasih bremi slamanya...
atw pun aku hrs brserah kpdNya
Yang Maha Kuasa

mestikah ada 1pngorbanan
shnga trjdinya prpisahan
kiranya itu 1prmintaaan
perlukah kau dan ku merelakan

kita hnya insan yg slalu mnghrapkn
swtu yg indah dlm prcintaan
dkala tiba dugaan mendatang
aku kau tingalkan

karam aku dlautan duka
bila wjahmu hilang dmata
tiada berita pngobat rindu
dikala sendu

ku biarkan luka dhati brdarah
shingga kering terjemur mentari
apakah salah ku
sampai kau sakiti begini

perlukah aku trus mnghrapk
ncamar yg hilang kembali k sangkar
apakah masih ada kerinduan yg ada dhatimu..:)

KECEWA (PUISI)

Pecah berserak luluh hati mengadu

Tak tertahan ingin luap meronta

Benamkan perih rasa terpatri kecewa

Kadang resah harapku terpendam amarah

Tinggalkan hilang terjang lara

Hanyut hingga terbawa

Menepi di perasingan dan tak berarti lagi



Terus berulang tak hanya itu

Lebih dari ketidakpedulianmu

Berpaling bahkan pergi habis kau lukai

Seakan tak bersalah cobalah kau adili dirimu sendiri



Dan tak akan mampu kau mau mengerti

Terkecuali maaf yang berkali sering kau ucap

Bukan berarti dapat mengobati luka kau toreh

Bahkan merapuhkan hampir berhenti denyut nadi

Selasa, 17 Mei 2011

perencanaan pesan - pesan bisnis

A. PERENCANAAN PESAN BISNIS
Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencaaian tujuan suatu organisasi secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Penentuan tujuan yang jelas bagi suatu organisasi akan dapat membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup antara lain :
· keputusan untuk meneruskan pesan
· keputusan untuk menanggapi audiens
· keputusan untuk memusatkan isi pesan
Sebuah pesan bisnis yang baik haruslah melalui beberapa tahapan, yang diawali dengan:
1. penentuan tujuan komunikasi bisnis, seperti berikut ini:
Dalam menentukan tujuan komunikasi bisnis perlu diperhatikan ketepatan dan kerealistisan tentang tujuan, waktu, pengirim pesan, keselarasan tujuan komunikasi dengan organisasi.
2. Analisis audience (pendengar/pembaca) yang akan dihadapi, yang mempunyai beberapa tahap, diantaranya yaitu:
a. Mengembangkan profil audiens yang meliputi penentuan ukuran dan komposisi audiens, pengenalan audiens, antisipasi reaksi audiens, antisipasi tingkat pemahaman audiens, pemahaman tingkat hubungan komunikasi dengan audiens,
b. Mengupayakan untuk memuaskan kebutuhan informasi bagi audiens, meliputi upaya menemukan apa yang diinginkan oleh audiens, antisipasi terhadap pertanyaan yang tak diungkapkan, fokus pada hal yang dianggap penting oleh audiens.
3. Menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan bisnis mempunyai tema pokok (main theme) yaitu rumusan pokok pembicaraan (topik) beserta tujuan yang ingin dicapai melalui topik tersebut.
4. Pemilihan/Seleksi Saluran Komunikasi dan Alat Komunikasi. dalam bisnis biasanya komunikasi verbal (dengan kata-kata) menjadi pilihan utama yang dibantu oleh komunikasi nonverbal. Sementara itu, dalam komunikasi verbal biasanya ada pilihan yang mungkin dipilih, yaitu komuikasi ‘kata dengan lisan’ (berbicara) dan komunikasi ‘kata dengan tulisan’ (menulis). Jadi, yang manakah yang paling baik untuk digunakan? Jawabannya adalah tergantung dari tujuan komunikasi bisnis, analisis audiens, dan karakteristik dari komunikasi ‘berbicara’ dan komunikasi ‘menulis’ tersebut.
B. PENGORGANISASIAN PESAN BISNIS
Pengorganisasian pesan bisnis bertujuan supaya tak ada kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, seperti ada hal-hal yang tak relevan, penyajian yang tidak sistematis&logis, ada informasi yang lupa disajikan, dll.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pola outline pada pengorganisasian pesan yang membutuhkan dua proses, yaitu:
1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Pokok Pikiran.
Sebelum menentukan ide pokok terlebih dahulu yang harus diidentisikasi adalah :
1. Teknik Brainstorming.
a. Storyteller’s tour. Hidupkan tape recorder dan telaah pesan-pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, poin utama, rasionalitas dan implikasi bagi sipenerima.
b. Random list. Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran diatas kertas kosong. Selanjutnya pelajari hubungan antara ide-ide tersebut.
c. CFR (Conclusions, findings, recommendations) Worksheet. Jika subjek yang dibahas mencekup pemecahan masalah, gunakanlah suatu worksheet yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan rekomendasi (recommendation) yang akan di berikan.
d. Journalistic Approach. Pendekatan jurnalistik memberika poin yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok.
e. Question And Answer Chain. Barangkali pendekatan yang terbaik adalah melihat dari sisi perspektif audience.
f. Pembatasan cakupan. Penyajian rutin kepada audience yang telah Anda kenal hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Cara ini dapat membangkitkan rasa hormat audience kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan controversial akan memakan waktu yang lebih lam, terutama jika audience yang hadir terdiri atas orang-orang yang spektial, atau orang-orang yang tidak dikenal sebulumnya.
Keberadaan sebuah outline akan sangat berarti bagi kita terutama jika pesan yang akan kita susun itu banyak/panjang dan rumit. Hal itu disebabkan outline akan membantu kita memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu, dengan bagian yang lainnya. Disamping itu outline juga akan menuntun kita untuk mengkomunikasikan pokok pikiran-pokok pikiran dengan cara yang lebih sistematis, efektif, den efisien. Sebuah contoh outline dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

2. Menentukan Urutan dengan Rencana Organisasional
Setelah kita mendefinisikan dan mengelompokkan tema pokok dan butir pendukung serta ilustrasi maupun bukti, selanjutnya kita dapat memutuskan bagaimana urutan-urutannya, yang dapat menggunakan salah satu dari dua cara berikut, yaitu:
a. Cara Langsung/Cara Deduksi, yang dapat dimulai dengan tema pokok, diikuti dengan butir pendukung, dan akhirnya dikemukakan ilustrasi dan bukti-bukti yang berhubungan dengan tema pokok dan butir pokok tersebut. Cara langsung biasanya digunakan jika diperkirakan reaksi audiens cenderung positif dan menyenangkan.
b. Cara Tidak Langsung/Cara Induksi, yang dimulai dengan ilustrasi dan bukti-bukti, baru kemudian disusul dengan butir-butir pendukung, dan diakhiri dengan mengemukakan tema pokok. Biasanya cara tak langsung ini digunakan jika diantisipasi respon audiens cenderung negatif dan kurang/tidak menyenangkan.

C. REVISI PESAN BISNNIS
Revisi ini sangat diperlukan agar pesan bisnis yang telah direncanakan dan dibuat dapat sesuai dengan yang dikehendaki. Revisi ini berlaku terhadap seluruh komunikasi ‘menulis’, maupun komunikasi ‘berbicara’ terutama yang memerlukan persiapan tertulus seperti presentasi.
a. Revisi Isi, Organisasi, Gaya Penulisan, dan Format.
Secara umum, kita perlu mengevaluasi efektivitas suatu pesan bisnis kita secara menyeluruh dengan cara membacanya secara cepat. Hal ini menyangkut isi dan organisasi dari pesan bisnis kita. Ajukan beberapa pertanyaan berikut kepada diri kita sebagai pengecekan:
ü Apakah kita telah memasuki butir-butir pesan dengan urutan yang logis?
ü Apakah ada keseimbangan yang baik antara yang umum dan yang khusus?
ü Apakah pokok pikiran yang paling penting telah memperoleh porsi yang cukup?
ü Apakah kita telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan pemeriksaan ulang terhadap fakta-fakta yang ada?
ü Apakah kita ingin menambah informasi yang baru?
Setelah kita merasa yakin dengan isi dan organisasi dari pesan bisnis kita, selanjutnya kita perlu memperhatikan gaya penulisan. Beberapa pertanyaan berikut dapat kita ajukan kepada diri kita sebagai pengecekan:
ü Apakah kita telah menggunakan kata-kata atau ungkapan yang mampu menghidupkan pesan-pesan bisnis kita?
ü Apakah pesan bisnis yang kita sampaikan sudah jelas, tidak membingungkan, dan mudah dipahami oleh audiens?
ü Apakah informasi penting sudah dinyatakan?
ü Apakah transisi yang digunakan diantara kalimat dinyatakan secara jelas?
ü Apakah kita sudah memudahkan audiens dalam memahami pesan bisnis kita antara lain dengan memanfaatkan identitas, huruf tebal, huruf miring, huruf berwarna, tabel, gambar, dll.?
Hal terakhir tak kurang pentingnya untuk dievaluasi dan direvisi bila diperlukan yakni format dari pesan bisnis kita (terutama pada komunikasi ‘menulis’). Format penulisan disini meliputi antara lain format penulisan yang ditata rapi, menarik, bersih, tidak penuh coretan, menggunakan kertas yang berkualitas baik, dll..
b. Pemilihan Kata yang Tepat, dengan mencermati: Pilih kata yang sudah dikenal oleh audiens, singkat/efisien, dan bermakna.
c. Penggunaan Kalimat yang Efektif, yang mempunyai 2 syarat sbb.:
1. Mampu mewakili pikiran komunikator/penulis secara tepat,
2. Mampu menimbulkan pengertian yang sama tepat dalam pikiran atau perasaan pendengar atau pembaca seperti yang dipikirk atau dirasakan oleh komunikator/penulis.
Jika kedua syarat ini dipenuhi, maka kesalah pahaman akan dapat diminimalisir, atau bahkan dihilangkan. Untuk menciptakan sebuah kalimat yang efektif ada beberaoa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kesatuan gagasan yang dapat diartikan sebagai adanya satu atau lebih pokok pikiran. Secara praktis sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh subjek, predikat, dan objek, yang dapat berbentuk kesatuan tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan pertentangan. Contoh:
ü Semua karyawan perusahaan tersebut mendapat penjelasan tentang sistem penggajian yang baru (kesatuan tunggal),
ü Ia bekerja di unit keuangan pada perusahaan itu, tetapi ia merasa kuranf cocok di bagian keuangan (Kesatuan yang mengandung pertentangan),
ü Budi boleh menyusul Bedah ke tempat itu, atau tinggal saja di sini (Kesatuan Pilihan).
Kepaduan yang baik adalah hubungan timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Ada bagian kalimat yang memiliki hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang renggang kedudukannya sehinga boleh ditempatkan di mana saja, asal jangan disisipkan antara kata-kata atau kelompok kata yang erat hubungannya. Contoh:
ü Teman saya yang terbaik memberi sedikit rezekinya di depan kampus tadi sore, dengan penuh keikhlasan (kepaduan yang baik),
ü Teman saya yang terbaik memberi dengan penuh keikhlasan tadi sore di depan kampus sedikit rezekinya (kepaduan yang baik)
Hal lain yang perlu diperhatikan ketika menciptakan kalimat yang efektif adalah penekanan. Bahwasanya gagasan utama kalimat tetap didukunng oleh S+P, sedangkan unsur yang dipentingkan dapat bergeser dari satu kata ke kata yang lain. Dalam komunikasi ‘berbicara’ kita dapat mempergunakan tekanan, gerak tubuh, dan sebagainya untuk memberi tekanan pada sebuah kata. Ada prinsip dalam bahasa bahwa semua kata yang ditempatkan pada awal kalimat adalah kata yang dipentingkan. Berdasarkan prinsip tersebut, untuk mencapai efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat dirubah-ubah strukturnya dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat. Contoh:
v Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi masalah ini.
Kalimat diatas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami (berharap), bukan kata lain. Jika dianggap penting dalam kalimat tersebut, kata-kata yang lain maka kata-kata tersebut dapat ditempatkan pada awal kalimat, dengan konsekuensi bahwa kalimat di atas bisa mengalami perubahan strukturnya, asal isinya tidak berubah. Contoh:
Ø Harapan kami adalah agar masalah ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Ø Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi masalah ini.
Ø Kita dapat membicarakan lagi masalah ini pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
Ø Masalah ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami
Variasi, yaitu menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang , juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan ketika menciptakan/menyusun kalimat efektif. Variasi dalam kalimat dapat diperolah dengan beberapa macam, yaitu variasi sinonim kata, variaso panjang-pendeknya kalimat, variaso penggunaan bentuk me- dan di-, variasi dengan merubah posisi dalam kalimat.
Selain variasi, pararelisme/kesejajaran (penempatan gagasan yang sama penting dan sama fungsinya ke dalam suatu struktur gramatikal yang sama) juga perlu diperhatikan pada saat menciptakan sebuah kalimat yang efektif.
Hal terakhir yang menjadi perhatian dalam penyusunan kalimat yang efektif adalah penalaran. Bahwasanya struktur gramatikal yang baik bukan merupakan tujuan dalam komunikasi, tetapi sekedar merupakan suatu alat untuk merangkaikan sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya. Di samping itu, dalam kehidupan sehari-hari kita mengalami banyak kenyataan yang menunjukkan bahwa ada orang yang mampu mengungkapkan pendapat dan isi pikirannya dengan teratur,tanpa mempelajari khusus struktur gramatikal suatu bahasa. Berarti ada unsur lain yang harus diperhitungkan dalam pemakaian suatu bahasa. Unsur lain adalah segi penalaran atau logika. Jalan pikiran (suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan berbagai hal menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal, yang berarti kalimat yang diucapkan atau ditulis harus bisa dipertanggung-jawabkan dari segi akal yang sehat atau singkatnya harus sesuai penalaran, karena bahasa tidak lepas dari penalaran) pembicara atau penulis turut manentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami.
Tulisan-tulisan yang jelas dan terarah merupaka perwujudan dari berpikir logis. Perhatikan kalimat-kalimat berikut, yang tiap bagian dapat dimengerti, namun penyatuannya menimbulkan hal yang tidak bisa atau sulit diterima akal.
· Orang itu mengerjakan sawa-ladangnya dengan sekuat tenaga karena mahasiswa-mahasiswa Indonesia harus menggarap suatu karya ilmiah sebelum dinyatakan lulus dari suatu perguruan tinggi.
· Berry mengatakan pada Belli bahwa ia telah lulus, tetapi anjing itu tidak mau mengikuti pemburu itu.

komunikasi dalam perusahaan

A. KEGIATAN KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN.
Setiap organisasi pasti memiliki hierarchie/tingkatan yang mengakibatkan komunikasi di dalamnya.semua ini mengakibatkan terhadap penyelenggaraan komunikasi yang juga mempengaruhi hubungan antar manusia didalam dan diluar perusahaan. Apabila suatu pihak kegiatan komunikasi menjadi suatu mekanisme sosialisasi, integrasi, dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak lain kegiatan itu merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan kerjasama yang dimaksud. Kegiatan komunikasi mempunyai dua aspek, yaitu aspek aktif yang berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan dapat mengubahnya, dan aspek pasif yang merupakan pencerminan situasi sosial yang memanfaatkan komunikasi tersebut. Komunikasi juga merupakan alat sosialisasi yang netral (bukan hanya dapat menimbulkan integrasi tetapi juga disintegrasi, dapat menimbulkan kerjasama tetapi juga pertentangan, dapat meningkatkan kerjasama internasional sebagai alat diplomasi, sebaliknya juga dapat menimbulkan awal sengketa atau peperangan). Oleh karena itu efek dari komunikasi tersebut tergantung dari maksud dan tujuan si penyampainya.

B. PROSES KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN, sekurang-kurangnya mempunyai 5 komponen, yaitu sbb..:

1. Ide atau kejadian yang akan diberitakan,
2. Komunikator yang mengadakan kegiatan perumusan berita,
3. Pesan yang dirumuskan dan disalurkan,
4. Menginterpretasikan pesan, dan
5. Tujuan kegiatan pemberitahuan.

Karena adanya garis wewenang dalam suatu perusahaan, dengan sendirinya pola komunikasi berimpit dengan pola garis wewenang. Oleh sebab itu komunikasi banyak mengalir secara vertikal dari atas ke bawah. Melalui garis komunikasi diberikan segala petunjuk, instruksi, dsb.. Arus komunikasi sebaliknya, dari bawah ke atas membawa informasi untuk atasan yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam struktur tidak bebas, peranan komunikasi atasan dan bawahan berbeda, atasan memberikan perintah/petunjuk (yang mempunyai sangsi disiplin yang dituntut), sedangkan bawahan memberi informasi.
Disamping itu memang terdapat pula komunikasi mendatar yang terjadi antar karyawan sekolega/setingkat. Komunikasi inipun masih dalam kerangka struktur perusahaan, walaupun biasanya tidak ada sangsinya (kecuali apabila memasalahkan kerjasama dan tukar menukar informasi pekerjaan untuk merealisasikan suatu tugas). Bilamana komunikasi mendatar lebih memperoleh arti penting daripada komunikasi vertikal, maka pimpinan suatu perusahaan mendapatkan saingan, karena informasi (sengaja atau tidak) akan banyak tidak sampai kepadanya.
Hal ini dapat pula menyebabkan keputusan yang akan diambil mungkin kuranf tepat atau kurang bijaksana. Biasanya penyimpanan atau pembekuan suatu informasi terjadi dua tingkat di bawah seorang atasan, karena tingkat tersebut jauh, akan tetapi juga masih dekat dengan atasan yang akan dihambatnya.
Isi komunikasi vertikal dari atas ke bawaj biasanya mengandung unsur pengarahan, kritik terhadap pekerjaan yang kurang baik dilaksanakan bawahan, informasi penting yang mendidik, meyakinkan dan diarahkan pada peningkatan partisipasi serta afiliasi atau kohesi (hubungan) karyawan perusahaan. Apakah pola komunikasi itu lebih banyak bersifat instruktif atau hanya sekedar tukar-menukar informasi, hal ini sangat tergantung pada jenis informasi dan relevansinya dengan pekerjaan, yaitu hubungan kerja antara komunikator dengan komunikasi. dalam hubungan ini perlu disebut pentingnya suatu bagan organisasi yang menjelaskan:

§ Garis hierarchie atau tingkatan,
§ Wewenang,dan
§ Hubungan kerja antar bagian.

Dengan demikian pola komunikasi dapat diketahui melalui relevansi jenis dan materi pekerjaan. Hal ini akan menjelaskan sekaligus apabila ada orang-orang dari bagian lain yang kurang ada hubungannya satu dengan yang lain dalam bidang pekerjaan mempunyai hubungannya yang erat, bahwa ada sesuatu yang lebih penting daripada kepentingan pekerjaan yang mengikatnya. Selama tidak mengganggu kelancaran pekerjaan atau diadakan diluar jam kerja, komunikasi demikian dapat dihadapi dengan toleransi. Sehubungan dengan ini perlu disebut apa yang dinamakan “grapevine” (komunikasi desas-desus atau benalu komunikasi).
Desas-desus ini adalah saluran komunikasi yang memanfaatkan secara tidak jujur (bukan urusan hubungan kerja) untuk mengadakan komunikasi antar bagian dan menyampaikan berbagai hal yang biasanya diberi warna negatif atau memang bersifat demikian kepada pihak lain. Hal semacam ini biasanya merupakan saluran komunikasi tidak resmi dalam suatu perusahaan.
Untuk mengatasi benalu/desas-desus tersebut yang biasanya berita tentang ketegangan hubungan atasan dengan bawahan yang mungkin kurang suka dikontrol oleh atasannya, maka diperlukan rapat bulanan guna memberi informasi yang penting dan harus diketahui staff yang lebih rendah.
Walaupun tidak disukai, namun kontrol sangat diperlukan demi kelancaran perencanaan. Karena itu dalam komunikasi dari atas ke bawah sebaiknya digunakan suatu sistem untuk memperlunak kontrol, misalnya dengan menggunakan kata-kata halus seperti “tolong”, “terimakasih”, “bagaimana sekiranya...”, “apakah tidak lebih baik jika...”, dsb.. walaupun halus, namun bawahan bukan berarti akan meremehkan atasannya, karena perintah yang disampaikan harus tetap dilaksanakan. Dengan demikian akan terjadi keselarasan antara atasan dengan bawahan karena bawahanpun dapat merasa dihargai.

C. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Setiap lembaga bisnis haruslah dapat menciptakan hubungan kondusif, baik yang bersifat internal (bertujuan untuk mempertahankan integrasi secara psikologis maupun sosial, yang mempunyai efek meningkatnya tingkat produktivitas. Agar kepuasan, loyalitas, dan integrasi individu semakin baik, amat pentinglah bahwa dalam komunikasi antar manusia itu berlaku pengakuan eksistensi individu di dalam lingkungannya. Kita harus mengetahui kita harus memperhatikan orang lain) maupun eksternal (diperlukan karena pembelian terdapat pada pihak luar perusahaan yang mempunyai karakter dan kedudukan yang berbeda-beda, maka diperlukan pendekatan yang berbeda pula agar dapat mencapai orang tersebut).
Adakalanya strategi interpersonal kurang mencukupi tuntutan bisnis karena mempunyai target konsumen yang besar dengan segmentasi pasar yang secara geografis sangat luas dan tercerai-berai. Oleh karena itu strategi yang harus kita pakai adalah strategi komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya ke publik yang besar, dan melalui proses tersebut sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh audiens. Sentral studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yaitu politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media dalam masyarakat. Oleh studi komunikasi massa bersifat kompleks, analisis yang mendalam terhadap faktor-faktor terkait di seputar media dibutuhkan.
Hubungan masyarakat menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajaran masing-masing. Penalarannya sebagai wahana komunikasi ke dalam (berusaha menyelenggarakan ke dalam tubuh organisasi) maupun keluar (memberikan informasi kepada masyarakat dan lingkungan). Penyelenggaraan ini berfungsi memfilterisasi, mengelola, dan menyajikan informasi yang diperlukan sehingga sesuai dengan kebutuhan komunikasi dari kelompok sasaran yang dituju. Mengelola dan menyaring masukan dari luar menyelenggarakan komunikasi yang sehat kepada masyarakat sehingga mereka mendukung dan menyetujui apa yang diharapkan.
Hubungan masyarakat disebut juga public relation dengan ruang lingkup kegiatan yang menyangkut baik individu keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasi.
Tujuan hubungan yang harmonis dengan masyarakat adalah untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang meluangkan bagi lembaga atau organisasi di suatu pihak dan dengan public di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik.
Fungsi hubungan masyarakat mengandung 3 unsur, yaitu:
1. Mempengaruhi pendapat.
2. Cara mempengaruhi dengan penyajian yang dapat diterima, dan
3. Komunikasi yang digunakan dua orang atau timbal balik.
Apabila kita memperhatikan ketiga unsur tersebut maka akan tampak unsur yang pertama adalah unsur yang umum yang dipergunakan dalam komunikasi, sedangkan unsur kedua dan ketiga adalah unsur yang khusus dipergunakan dalam hubungan masyarakat (humas).

D. KOMUNIKASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH (bertujuan untuk mempelajari kapan komunikasi tepat untuk berhubungan dengan masalah-masalah bisnis, untuk mempelajari bagaimana cara menciptakan suasana agar pertemuan-pertemuan dapat berhasil, untuk mempelajari bagaimana menyusun agenda rapat, untuk mempelajari bagaimana menyusun sebuah kelompok diskusi, untuk mempelajari yang bersifat sebagai pimpinan dan untuk mengetahui keadaan suatu kelompok)
Ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan komunikator dalam memecahkan masalah ketika berhubungan dengan kelompok-kelompok kecil. Suatu pertimbangan mengikuti langkah-langkah akan sangat membantu untuk meningkatkan pertemuan-pertemuan kelompok yaitu yakin akan metode yang digunakan, ciptakan suasana yang menyenangkan, rencanakan jadwal, susunan pembahasan, gunakan gaya kepemimpinan yang tepat, mengikuti perkembangan kelompok dan tindak lanjut setelah pertemuan.
Metode yang digunakan adalah penting untuk berhati-hati didalam menentukan pilihan metode untuk membuat keputusan. Yakin bahwa metode ini adalah yang terbaik untuk mencapai tujuan. Sewaktu-waktu rapat kelompok tidak diperlukan dan komunikasi dapat lebih efektif dan efisien dengan langsung diputuskan atau menggunakan komunikasi tertulis. Banyak organisasi yang menggunakan metode kelompok secara luas untuk informasi komunikasi yang penting dan membuat keputusan-keputusan.
Ada keuntungan dan kerugian dalam metode kelompok. Alasan utama yang sering disebutkan untuk menggunakan metode-metode kelompok antara lain:
1. Keputusan yang berkualitas lebih baik,
2. Keputusan kelompok membuat perkembangan dukungan yang lebih besar,
3. Keputusan kelompok dapat menghasilkan suatu tekad yang kuat untuk melaksanakan keputusan tersebut,
4. Metode rapat atau kelompok menimbulkan resiko yang lebih efektif dalam proses pengambilan keputusan.
Adapun kerugian metode kelompok diatas ada beberapa pembatasan untuk mempertimbangkannya:
1. Metode kelompok memakan waktu cukup panjang,
2. Metode kelompok atau rapat meminta keahlian atau keterampilan pemimpin,
3. Keputusan kelompok kadang- kadang menggambarkan rata-rata keahlian dalam kelompok, dan
4. Keputusan kelompok dapat membuat kesalahan dalam menghasilkan dugaan.
Untuk menjadikan suatu kelompok menjadi efektif, haruslah menciptakan suatu lingkungan yang baik dalam mencapai tujuan-tujuan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu, sbb.:
1. Motivasi. Para anggota rapat harus memiliki kepercayaan bahwa rapat sangat diperlukan, maka mereka akan berusaha memberikan opini terbaik mereka, demi perusahaan. Untuk itu mereka harus dapat memotivasi diri mereka sendiri bahwa pendapat mereka sangat diperlukan. Ini sangat diperlukan dalam penyusunan/pembentukan kelompok sebelum rapat dimulai.
2. Lokasi rapat.
3. Merencanakan rapat,
Banyak pimpinan mengeluarjan sebuah perjanjian besar seperti pengaturan-pengaturan fisik dan tak seorangpun mengetahui apa yang akan benar-benar terjadi dalam rapat.
Mereka dengan jelas berpikir bahwa mereka akan setuju dengan persoalan-persoalan rapat di pertemuan.
Kelompok komunikasi lebih efektif untuk menyelesaikan masalah bisnis. Salah satu jalan yang terbaik untuk memudahkan pertemuan kelompok yang efektif adalah menciptakan disiplin, peraturan, dll. dalam tujuan dari kelompok. Pimpinan yang efektif juga harus menjadi komunikator yang efektif, contohnya hubungan yang efektif dimana kepemimpinan dalam kelompok menunjukkan kemampuan pemakaian komunikasi yang efektif.

Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas.
Berikut adalah pengertian dan fungsinya :
1. Downward Communications
Downward Communications adalah komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah :

Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.


2. Upward Communication
Upward Communication adalah komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya.

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.


3. Horizontal Communication
Horizontal Communication adalah tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:

Memperbaiki koordinasi tugas
Upaya pemecahan masalah
Saling berbagi informasi
Upaya pemecahan konflik
Membina hubungan melalui kegiatan bersama.


Proses Komunikasi

Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.

2. Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan mempunyai efek terhadap orang lain.

3. Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi (encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.

4. Langkah keempat , perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.

5. Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.


Sumber :
- http://ekopurnomo1990.blogspot.com/2010/01/pentingnya-komunikasi-yang-efektif-di.html
- Buku Paket Komunikasi Bisnis, Universitas Gunadarma.

unsur - unsur komunikasi

A. SUMBER
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan sejenisnya.

B. KOMUNIKATOR
Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
1. Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu, dan tempat.
2. Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi timbal balik, yang lebih menguasai masalah akan cenderung memenangkan tujuan komunikasi.
3. Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan, komunikator mutlak menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu atau khusus. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience. Tanpa penguasaan bahasa secara baik dapat menimbulkan kesalahan penafsiran ataupun menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator. Pergunakanlah bahasa yang baik dan benar, dan kitapun harus dapat menyesuaikan bahasa yang kita pakai sesuai dengan tempat, dan juga lingkungan audience itu sendiri.
Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator adalah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, dan perilakunya. Komunikan yang dijadikan sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi itu. Jika ternyata informasi itu tidak sesuai dengan diri komunikator, betapapun tingginya teknik komunikasi yang dilakukan hasilnya tak akan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, berkomunikasilah sesuai karakter diri masing-masing, namun harus tetap manggunakan etos-etos yang berlaku.
1. Etos Komunikator
Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos (nilai diri seorang yang merupakan paduan dari kognisi/proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran, afeksi/perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar, dan konasi/aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan) komunikator.
Ciri efektif-tidaknya komunikasi ditunjukkan oleh kognitif, dampak afektif, dan dampak behavioral yang timbul pada komunikan.
Jelas kiranya bahwa suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan akan komunikatif apabila proses psikologis yang sama antara insan-insan yang terlibat dalam proses tersebut. Dengan lain perkataan, informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan itu sama. Situasi komunikatif seperti itu akan terjadi bila terjadi etos pada diri komunikator.
Faktor-faktor pendukung munculnya etos pada seseorang:
a. Kesiapan. Semakin besar persiapannya maka akan semakin baik. Seorang komunikator tampil didepan khalayak pastinya harus dengan persiapan yang matang, agar bisa tampil dengan komunikasi yang meyakinkan, supaya komunikan mengerti dan dapat terlihat sempurna didepan khalayak.
b. Kesungguhan. Jika seorang komunikator dapat menunjukkan kesungguhannya saat berbicara, maka audience akan percaya pada komunikator.
c. Ketulusan. Seorang komunikator harus membawakan kesan kepada khalayak, bahwa ia tulus dalam niat dan perbuatannya. Ia harus berhati-hati untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah kepada kecurigaan terhadap ketidaktulusan komunikator. Cara yang terbaik bagi seorang komunikator ialah menumbuhkan faktor pendukung etos tersebut dengan kemampuan memproyeksikan kualitas ini kepada khalayak.
d. Kepercayaan. Seorang komunikator harus senantiasa memancarkan kepastian. Ini harus selalu muncul dengan penguasaan diri dan situasi secara sempurna. Ia harus selalu siap menghadapi segala situasi.
e. Ketenangan. Ketenangan akan membuat audience percaya dan menimbulkan kesan bahwa komunikator sudah berpengalaman berbicara didepan khalayak. Dengan ketenangan, maka komunikator dapat melakukan pengorganisasian pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya secara terpadu sehingga terlontar jawaban yang argumentatif, dan masuk akal.
f. Keramahan. Keramahan dapat membuat komunikan, terutama yang memberikan kritik pedas akan merasa simpatik, apabila kita menghadapi kritikannya dengan sikap hormat, maka pengkritik biasanya akan luluh. Keramahan dapat ditunjukkan dengan ekspresi wajah, gaya, cara paduan pikiran, dan perasaannya.
g. Kesederhanaan. Hal ini tak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik, tetapi dalam hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaan dan dalam gaya mengkomunikasikannya. Kesederhanaan seringkali menunjukkan keaslian dan kemurnian sikap. Dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui plagiator gaya. Plagiat ini malah akan mengurangi nilai plus dari komunikan.

2. Sikap/attitude (suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seorang komunikator untuk melakukan suatu kegiatan menuju ataupun malah menjauhi nilai-nilai sosial) komunikator.
Terdapat 5 jenis sikap dalam hubungan dengan kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai sasarannya, yaitu:
a. Menerima (receptive). Kesediaan menerima ide maupun kritikan membangun dari orang lain yang berkepentingan. Pentingnya mempunyai sikap ini agar komunikator bisa mempunyai mental yang kuat dan tidak mudah emosi saat menerima opini orang lain sekalipun pedas, justru malah menganggapnya sebagai kritikan yang bermanfaat.
b. Selektif (selective). Namun walaupun seperti pada penjelasan yang ‘a. menerima/receptive’, kitapun harus selektif menerima gagasan, kritik, maupun informasi yang kita terima, apakah hal tersebut baik, atau tidak untuk difikirkan kembali.
c. Disjektif (digestive). Maksudnya adalah kemampuan komunitor untuk mengolah informasi tadi yang ia terima untuk dijadikan bahan untuk dikomunikasikan, seraya dapat melakkan prediksi akibat dari pengaruh informasi tadi.
d. Asimilatif (assimilative). Maksudnya adalah kemampuan komunikator untuk mengorelasikan informasi yang ia terima yang digabungkan dengan ilmu (pengetahuan dan pengalaman) yang ia miliki menjadi suatu formulasi yang sistematis, dan dapat dikembangkan sehingga menjadi konsep/bahan yang matang untuk dikomunikasikan.
e. Tranmisif (transmissive). Kemampuan komunikator untuk memilih kata-kata yang baik dan fungsional, menyusun kalimat secara logis (agar dapat dimengerti komunikan), mampu memilih waktu dan tempat yang tepat, sehingga dapat menimbulkan kesinambungan dalam berkomunikasi dan penyampaian informasi kepada komunikan.


C. PESAN (keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator, yang mempunyai inti pesan yang menjadi pengaruh didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkahlaku komunikan, yang secara keseluruhan membahas berbagai segi, walaupun inti dari pesan tersebut selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu).
1. Penyampaian pesan. Melalui berbagai media sampai langsung/face to face.
a. Bentuk pesan:

§ Informatif. Bersifat memberikan fakta, kemudian komunikan memberikan keputusan. Dalam situasi tertentu informatif lebih diterima dari persuasif.
§ Persuasif. Berisikan bujukan yang dapat membuat kesadaran dan pengertian yang dapat merubah sikap komunikan kearah yang lebih baik, yang diterima atas kehendak sendiri.
§ Koersif. Penyampaian pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan sangsi-sangsi apabila tidak dilaksanakan.

Pesan yang disampaikan harus tepat dan memenuhi syarat-syarat sbb.:
1. Umum. Mudah dipahami dan bersifat umum agar dapat dimengerti oleh semua audience.
2. Jelas dan gamblang. Pesan haruslah jelas dan gamblang, jika ingin mengambil perumpamaan yang mudah dimengerti, agar tidak menyimpang dari yang dimaksudkan, maka pesan tersebut benar-benar jelas.
3. Bahasa yang jelas. Komunikator harus dapat menyesuaikan bahasa dengan waktu dan tempat agar tidak salah tanggap.
4. Positif. Setiap pesan haruslah diutarakan dalam bentuk positif agar lebih simpatik dan menarik, karena tak ada orang yang ingin mendengar atau melihat hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya.
5. Seimbang. Maksudnya adalah hendaklah seimbang dalam berkomunikasi dalam hal positif dan negatifnya. Misalnya ada sebuah ibu bella sedang berpresentasi, tidak mungkin ia hanya menyebutkan kekurangan ataupu kelebihan dari proposalnya, ia harus menyebutkan keduanya secara seimbang.
6. Penyesuaian dengan keinginan komunikasi. komunikator harus dapat menyesuaikan waktu, tempat, dan keadaan, pada saat berkomunikasi, karena setiap komunikan mempunyai keinginan dan kepentingan tertentu.
Saat berkomunikasi terkadang kita menemukan hambatan, seperti misalnya tn. Rio membicarakan tentang masalah A, tapi ibu Mimin menangkapnya tentang B. Penyebab hambatan tersebut ialah:
1. Hambatan bahasa (language factor). Seperti yang telah dibahas berkali-kali dalam materi ini, jika ingin berkomunikasi haruslah menyesuaikan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah bahasa. Bayangkan saja, seperti apa jika seorang ‘sunda tulen’ berbicara dengan seorang ‘padang tulen’, pasti akan terjadi ketidak pahaman antara kedua orang tersebut. Maka diperlukan bahasa yang dapat dimengerti dan umum agar dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Hambatan teknis (noise factor). Pesan akan hanya separuhnya diterima karena hambatan seperti speaker/ microphone rusak, suasana yang gaduh, bunyi halilintar, dll.. Gangguan jenis ini biasanya terdapat dalam rapat umum, diruangan kelas, dll..

D. CHANEL/SALURAN (saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media komunikasi yang dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu media massa (media yang digunakan untuk komunikasi masa karena sifatnya massal, seperti TV, surat kabar, dsb..) dan media umum (media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, seperti radio, dsb..).

E. KOMUNIKASI, digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Komunikasi personal adalah komunikasi yang ditujukan kepada sasaran tunggal yang bisa berbentuk sharing dsb. Komunikasi ini sangat efektif karena langsung mendapat timbal-balik dan terkonsentrasi.
2. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang ditujukan kepada suatu kelompok tertentu/sekumpulan orang yang mempunyai hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur yang nyata pula. Bentuk komunikasi kelompok seperti breefing, ceramah, dll. Komunikasi ini lebih efektif dalam pembentukan personal daripada komunikasi massa namun kurang efisien, sebaliknya kurang efektif dibanding dengan komunikasi personal tapi lebih efisien.
3. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan kepada kumpulam orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi ini sangat efisien karena menjangkau daerah yang luas, namun kurang efektif karena butuh waktu untuk menerima komunikasi tersebut, namun melalui opinion leader (penerjemah komunikasi kepada komunikan) komunikasi tersebut baru dapat diterima.

Berikut ini adalah atribut-atribut dan efektifitas komunikasi yang besar artinya bagi peningkatan pengertian kita mengenain komunikasi dan prosesnya:
1. Terjadinya komunikasi tidak dapat dihindari,
2. Komunikasi merupakan konsep transaksional,
3. Komunikasi telah terjadi apabila penerima pesan atau informasi telah terpengaruh, dan
4. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri diluar konteks.

F. EFEK (hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkahlaku orang, sesuai (maka komunikasi berhasil) atau tidak (komunikasi gagal) dengan yang kita inginkan, yang dapat dilihat dari hal-hal sbb..:
1. Personal opinion/opini pribadi,
2. Public opinion/pendapat umum, atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan secara sadar dan rasional, dan
3. Majority opinion. Pendapat sebagian publik/masyarakat yang biasanya diwakili oleh opinion leader (orang yang secara informal membimbing dan mengarahkan suatu opini tertentu kepada masyarakat). Opini leader merupakan tempat bertanya.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERHATIKAN DALAM PROSES KOMUNIKASI
1. Empat tahap proses komunikasi (menurut Cutlip dan Center), yaitu diantaranya sbb..:
a. Pengumpulan Fakta/Data/Informasi yang berkaitan dengan keperluannya,
b. Perencanaan terhadap apa yang disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya,
c. Komunikasi,
d. Evaluasi terhadap hasil komunikasi tersebut, dan kemudian ini dijadikan bahan bagi perencanaan selanjutnya untuk melakukan komunikasi berikutnya.
2. Prosedur mencapai effect yang dikehendaki. Wilbur Schraam mengatakan: untuk mendapat effect yang baik dari komunikasi maka prosedur yang ditempuh adalah apa yang disebut sebagai “A-A Prosedure”, yaitu proses dari Attention ke Action. Lebih jelasnya adalah sbb..:

s Attention (perhatian). Bangkitkan perhatian di depan umum dengan berbagai cara (positif),
s Interest (kepentingan/ketertarikan). Timbulkan kepentingan apa yang disampaikan cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh umum agar komunikan tertarik,
s Desire (keinginan). Kembangkan keinginan-keinginan untuk menerima komunikasi sebab apa yang kita sampaikan
s Decision (keputusan). Kembangkan terus sehingga timbul keputusan untuk melakukan serta menerima pesan yang kita sampaikan dan inginkan,
s Action (tindakan). Proses diatas diharapkan menimbulkan tindakan yang sesuai dengan harapan.

Sumber : Buku Paket Gunadarma

tips mengecilkan perut

Tips Cara mengecilkan perut buncit dengan pola makan

Makan sarapan sekitar 200 kalori. Hal ini dapat terdiri dari sepotong roti panggang dengan sedikit selai, satu butir telur dadar dan setengah gelas susu.
Makan makanan ringan yang menyehatkan, buah buahan segar, serat yang ada pada buah buahan segar akan membikin Anda lebih lama kenyang.
Makan siang sekitar 400 kalori. kira kira seukuran setengah dari rata rata porsi orang orang indonesia ketika makan siang.
Jika setelah 2 atau 3 jam dari makan siang tersebut Anda sudah merasa lapar kembali maka silakan anda ambil buah buahan segar sebagai snack Anda.
Makan malam cukup 400 kalori saja. Ini biasanya makanan yang paling sulit untuk menjaga 400 kalori, terutama jika Anda makan diluar, segera ingatlah anda sedang mencoba cara mengecilkan perut buncit.

Seharusnya jika Anda telah mencoba pola makan yang diajarkan diatas sejak di pagi hari maka Anda tidak akan mudah lapar di siang harinya. Jika Anda merasa kesulitan dengan mengatur pola makan tidak ada salahnya anda milirik program diet nutrisi yang menyederhanakan pengaturan pola makan, terutama bagi Anda dengan waktu yang terbatas .

Selain pengaturan pola makan, mengecilkan perut buncit juga dibantu dengan olahraga, lakukan olahraga yang sifatnya kardio. Olahraga kardio (disebut juga exercise cardiovasculer) sangat efektif dalam membakar kalori, karena ketika tubuh anda membakar kalori secara otomatis lemak lemak dalam tubuh akan berkurang, salah satu tempat favorit menimbun lemak adalah di perut. lakukanlah exercise sebagai cara mengecilkan perut buncit Anda.

Ketika Anda telah mengatur pola makan, kemudian Anda telah melakukan exercise, masih ada yang perlu Anda perhatikan untuk mengecilkan perut buncit. Perhatikan kebiasaan kebiasaan yang tanpa Anda sadari ikut menyumbang munculnya perut buncit, jadi perhatikan kebiasaan tersebut sebagai salah satu cara mengecilkan perut.
Cara mengecilkan perut buncit dengan tidak melakukan kebiasaan kebiasaan buruk

Hindari melewatkan makan, jadi Anda harus makan minimal 3x sehari, tapi tentu saja dengan kalori rendah tapi penuh dengan nutrisi.
Hindari minum minuman beralkohol, jika Anda kesulitan, kurangin konsumi minuman beralkohol Anda
Jangan diet dengan berpantang mengkonsumsi protein.
Jangan makan (makan malam ataupun makanan ringan) kurang dari 3 jam sebelum anda tidur, jadi jika jam tidur anda adalah jam 22, maka makan makan anda maksimal adalah jam 19.
Tidur yang cukup,kurang tidur termasuk kebiasaan yang bertentangan dengan tips mengecilkan perut , tiap hari orang dewasa memerlukan waktu 6-7 jam tidur untuk beristirahat setelah seharian beraktifitas.

Selamat mencoba, semoga berhasil menjalankan tips cara mengecilkan perut buncit, selamat tinggal perut buncit.
Tulisan Terkait "Cara Tips Mengecilkan Perut":
Olahraga Mengecilkan Perut
Olahraga Mengecilkan Perut
Cara Melangsingkan Perut
Cara Melangsingkan Perut Dengan Sederhana: Jalan Kaki